Thursday, May 23, 2013

  • 8:55 PM
  • Info Absurditas Kata
Tempat wisata yang satu ini, terbilang unik. Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Bandung terletak di Jl. Belitung No.1 Bandung. Pada tahun 1920 disebut sebagai Taman Tropis. Dan pada tahun 1935 disebut sebagai Kota Taman / Garden City yang mengadopsi kota-kota besar di Eropa, atau juga disebut Insulindepark. Pada tanggal 28 April 1950 berganti nama lagi menjadi Taman Nusantara. Dan pada 1 Maret 1958 barulah dinamai Taman Lalu-lintas.

Taman ini dibangun sebagai tempat pendidikan informal, tempat belajar tata tertib berlalu lintas bagi anak-anak. Nama taman ini kemudian menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani untuk mengenang pahlawan cilik putri almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn) Abdul Haris Nasution. Ade Irma Suryani meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Taman Lalu Lintas Hari Ini
Taman Lalu Lintas Ade Irma Nasution bertempat di kota Bandung merupakan arena tempat bermain anak, seperti kereta api mini dan mobil-mobilan mini lengkap dengan rambu lalu lintas, kerosel, kolam renang, kolam pancing, sepeda mini, sewa gedung serba guna, sewa panggung terbuka, flying fox, mandi bola, gajah terbang, koin AMA, dan sebagainya.


Setiap hari taman lalu lintas ini selalu ramai dikunjungi, terutama oleh anak-anak sekolah jenjang TK, SD, dan SMP. Tapi ada juga dewasa dan orang tua yang sengaja berwisata ke tempat ini. Selain tempat wisata di jantung kota Bandung, tempat ini juga memberikan banyak informasi penting tentang etika berlalu-lintas khusunya untuk dikenalkan kepada anak-anak. 

Sebagai sarana belajar informal, tempat ini pas banget. Didukung oleh suasana sejuk dan asri, juga tempat yang strategis.

Jam Buka dan HTM
Pada hari biasa (Senin-Kamis) buka mulai  jam 08.00 pagi sampai jam 15.00 sore. Minggu dan hari libur nasinal, buka dari jam 08.00 sampai jam 16.00 sore. Jangan datang hari Jumat ya, karena taman ini diliburkan kecuali pada hari Jumat yang bertepatan dengan hari libur nasional.

Harga Tiket Masuk (HTM) Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani berapa sih? Hmmm... Murah kok, dengan mengeluarkan duit sebesar Rp. 5.000 (hari biasa) dan Rp.6.000 (hari libur), traveler semua udah bisa masuk dan menikmati suasana Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani. Tapi, harga tiket di atas tidak termasuk tiket untuk bisa menikmati berbagai fasilitas dan permainan di dalamnya. Setiap item permainan memiliki tiketnya masing-masing. Rata-rata harga tiket untuk setiap permainan berkisar antara 5-7 ribu rupiha. Murah deh!

Tempat Parkir dan WC Umum
Buat traveler yang pakai motor, kendaraannya bisa diparkir di depan tempat wisata. Bayar Rp.3.000 di muka. Dan seperti biasa, jangan pernah lupa mengunci ganda! Kalau tidak salah, tidak ada tempat penitipan helm, jadi kunci juga deh helmnya. Kendaraan roda empat, juga disediakan tempat parkir, yakni pinggiran jalan di depan taman dan di bahu jalan lain yang memang diperuntukkan untuk parkir pengunjung Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani. Kebelet pipis? :D He he he... Tenang saja, di dalam taman tersedia WC umum kok. Tapi kemarin crew Mahardhika Tur and Travel ga sempet nebeng pipis di sana, jadi reviewnya nggak mungkin dibuatin. Mudah-mudahan bagus ya... Hmmm...


Berwisata dan Semakin Pintar
Wah wah wah... Kayaknya seru ya di dalam sana. Anak-anak bisa bermain di sana, dan kayaknya bakal susah pulang deh, betah! Belajar sambil berwisata, wow! Buat yang belum pernah atau mau ke sana lagi, selamat bersenang-senang ya. Have  a nice trip!



Sunday, May 19, 2013

  • 11:04 PM
  • Info Absurditas Kata
Hari Minggu, 19 Mei 2013 kemarin, crew Mahardhika Tour and Travel membawa peserta study tour kedua tempat berbeda, satu di jantung Bandung, yaitu Museum Geologi yang reviewnya sudah dibuatkan pada postingan Museum Geologi, Wisata Sejarah Bumi. Dan tempat wisata lainnya adalah wisata alam Situ Patenggang.

Situ Patenggang terletak di kawasan objek wisata alam Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, di tengah kepungan perkebunan teh yang berbukit-bukit dan berkabut-kabut.

Kata Patenggang itu sendiri berasal dari bahasa Sunda dari akar kata tenggang atau nenggang, atau bisa diartikan sebagai keberpisahan, berpisah, atau berpencar. Cerita agak detail mengenai sejarah dan mitologi Situ Patenggang ntar deh, kita kupas juga ya.


Rute dan Track Menuju Lokasi
Perjalan ke Situ Patenggang, akan terasa exciting karena rutenya yang cukup panjang dan macet pada hari-hari libur besar karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Jalan yang menuju ke lokasi, terbilang sempit dan berkelok-kelok curam. HARUS ekstra hati-hati dalam mengemudi kendaraan anda, baik itu motor maupun mobil. Bagaimanapun keselamatan adalah yang utama. 

Sepanjang perjalan menunju Situ Patenggang mata kita bakal disuguhi panorama alam yang eksotis, perkebunan teh, bukit-bukitan, pemukiman yang asri, perkebunan penduduk dan hawa dingin yang menyegarkan paru-paru. 

Kejenuhan dengan keadaan kota besar yang serba warna-warni dan penuh polusi, kayaknya bakal menemukan pembebasan ketika traveler berada di lokasi wisata alam Situ Patenggang. 

HTM dan Tempat Parkir
Harga tiket masuk ke wisata alam Situ Patenggang, lumayan murah. Setiap orang hanya dikenakan biaya Rp. 6.000. Wow! Murah banget! Sobat traveler semua bisa ajak semua keluarga ke sana deh, seru! Setelah membayar HTM untuk rombongan crew Mahardhika akhirnya tiba di tempat parkir. Hmmm... lokasi parkir terbilang luas dan aksesnya mudah. Tempat parkir berada tidak jauh dari pintu masuk ke Situ Patenggang. Motor dan mobil diparkir di tempat berbeda. Biaya parkir untuk motor Rp.3000 rupiah, dan mobil bus Rp. 15.000.

Untuk Traveler yang merasa was-was dengan keamanan helm dan barang bawaan lainnya, bisa menitipkannya di tempat penitipan helm yang tersedia di arena parkir. Pokoknya, buat pengendara motor jangan lupa dan selalu gunakan kunci ganda! 

WC Umum dan Mushola
Kebelet pengen pipis? Atau mau memenuhi panggilan shalat yang lima waktu? Tenang saja, di Situ Patenggang tersedia banyak WC umum dan Mushola. Namanya WC umum ya kondisinya sudah bisa dibayangkan, meskipun belum memenuhi standar kebersihan yang sehat, tapi lumayan lah untuk yang bener-bener ga kuat nahan. Airnya dingin bangeeeeeeet. Dan siapkan saja uang Rp.2.000 untuk membayar tarif sewa WC umum, kalau buang air kecil saja, cuma Rp.1.000. 

Mushola juga ada beberapa, yang saya tahu ada 2, pertama dekat area parkir. Kedua dekat deretan wisata kuliner. Shalat dan wudu tidak dipungut biaya, alias gratis. Tapi meskipun begitu, tetap ya jaga kebersihan dan hematlah dengan air. Hati-hati, air wudunya bisa membuatmu menggigil. Hiiiiiiiy...

Kesehatan Lingkungan dan Penginapan
Wisata alam tentu berhubungan dan selalu bicara tentang lingkungan hidup. Idealnya tempat-tempat wisata semacam ini sudah memiliki tim bersih-bersih yang terorganisir untuk menjaga kebersihan dan kelestariang lingkungan di area wisata. Di Situ Patenggang sendiri, bisa dikatakan lemaya. Meskipun terlihat banya deretan sampah di tepi danau dan di tempat-tempat keramaian. Mencari tempat sampah agak susah juga nih.

Di beberapa bangunan terlihat banyak coretan pake cat. Duh, ini deh yang merusak keindahan. Buat traveler jangan gitu ya, nggak perlu pake corat-coret segala, nikmati saja panorama dan eksotismenya.

Bagaimana dengan penginapan? Secara umum saya tidak bertanya tentang penginapan, karena di sekitar tempat wisata saya juga tidak melihat adanya tempat-tempat yang disewakan untuk menginap. Tapi jangan kahawatir, saya juga melihat sebuah villa di atas bukit yang disewakan. Penasaran? Datang aja langsung ke TKP.

Mitologi dan Wisata Cinta
Mitologi akan selalu dipelihara di setiap tempat wisata, di manapun itu. Mitologi menjadi salah satu daya tarik yang mampu menyedot banyak pengunjung untuk datang ke setiap tempat wisata. Begitupun di Situ Patenggang, ada mitologi yang kental. 

Mitologi yang dihadirkan dalam pesona alam berupa batu cinta dan pulau asmara. Konon, pada zaman dahulu kala Kian Santang dan Dewi Rengganis, ditakdirkan untuk patenggang (berpisah) selama sekian waktu lamanya. Mereka kemudian berdoa pada yang kuasa agar kembali dipertemukan. Alhasil, doa mereka dikabulkan dan keduanya dipertemukan kembali di lokasi Batu Cinta.

Setelah dipertemukan lagi, Dewi Rengganis meminta Kian Santang untuk dibuatkan danau dan perahu untuk berlayar. (mirip-mirip cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang, ya. He he he...) Maka dibuatkanlah sebuah danau besar oleh Kian Santang yang di kemudian hari sampai hari ini disebut sebagai Situ Patenggang. Di tengah danau itu ada sebuah pulau besar berbentuk hati, itulah yang disebut pulau asmara. Pulau itu pada zaman dahulu kalanya merupakan perahu yang dibuat oleh Kian Santang untuk Dewi Rengganis.

Mitologi itu menjadi semacam kultur yang selalu dipercaya oleh banyak orang. Jika sepasang kekasih berdoa di Batu Cinta, dan mengelilingi Pulau Asmara, maka cinta mereka akan abadi sebagaimana cinta Kian Santang dan Dewi Rengganis. Hmmm... Masa sih?

Ya, itulah mitologi. Akan tetap dipelihara. 
Setelah membaca artikel review ini, kayaknya traveler harus pergi ke Situ Patenggang deh. Berlayar-layar memakai perahu, mengelilingi Pulau Asmara dan berdoa di Batu Cinta.
  • 11:34 AM
  • Info Absurditas Kata
Mumpung masih hangat, crew Mahardhika Tour and Travel akan langsung memberikan ulasan alias review tentang tempat wisata Museum Geologi Bandung yang pada hari Minggu 19 Mei 2013 kemarin, kita kunjungi. Review ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang Museum Geologi, baik itu dari segi kelebihan maupun kekurangannya. Cek it out!

Wisata Sejarah Bumi
Hmmm... Seperti namanya, Museum Geologi, tempat wisata ini ga cuma sekadar jalan-jalan dan ngabisin duit doang. Tapi juga jadi tempat wisata yang bisa memperkaya khazanah pengetahuanmu tentang ilmu geologi itu sendiri. Di dalam Museum Geologi ada banyak koleksi batu-batuan dan fosil-fosil. Selain dipajang dengan aneka keterangannya, kamu juga bisa mencolek langsung juru wisata yang stand by di sana. 

Lokasi dan Rute Kendaraan Angkutan
Museum Geologi berada di Jl. Diponegoro no. 57 Bandung. Lokasinya berada di pusat Kota Kembang, tidak sulit untuk mencari akses kendaraan umum yang melintas tepat di depan atau di belakang Museum Geologi. Kendaraan umum yang bisa digunakan sobat traveler untuk sampai ke Museum Geologi ada dua jenis, angkot dan bus kota. Bus kota yang melewati Museum Geologi hanya satu, yaitu DAMRI jurusan Jatinangor - Dipati Ukur. Tinngal naek tuh, terus bilang sama kondekturnya, pasti diturunkan di tepat yang tepat.


Kalau pakai angkot, traveler bisa mencari angkot jurusan Cicaheum-Ledeng (warna hijau) dan angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra (warna coklat), keduanya bolak-balik di depan Museum Geologi. Adapun angkot yang melintas di belakang Museum Geologi, ada banyak bangeeeeet, yaitu: angkot Cicaheum-Ciroyom (warna hijau), angkot Caringin-Dago (warna oranye) dan angkot GedeBage (warna pink).

Sekarang kita pindah topik, urusan transportasi ke Museum Geologi gak ribet, cukup tanya sana-sini, selesai dah masalah. Karena bagaimanapun seorang traveler adalah seorang petanya yang jenius! :D

HTM dan Kebersihan Gedung
Ketika crew Mahardhika Tour and Travel masuk ke Museum Geologi Bandung pada tanggal 19 Mei 2013 hari Minggu, Harga Tiket Masuk (HTM) Museum Geologi murah bangeeeeeeeeet. Cuma Rp.2.000 per orang. Pokoknya harga segitu terhitung super murah, karena ga sepadan dengan segudang pengetahuan yang bisa traveler bawa pulang.

Pertama kali masuk ke arena Museum Geologi, aura kebersihannya langsung terasa. Tempat wisata ini bisa dibilang bersih, nggak banyak sampah berserakan di depan gedung, apalagi di dalam sana, nggak ada. Tapi... saya sendiri sedikit menemuk kesulitan untuk menemukan tempat sampah ketika akan membuang botol bekas air  mineral. Sebenarnya Museum Geologi sudah memiliki tempat sampah yang dipilah organik dan an-organik, tapi ketika kemarin saya berkunjung, posisi tempat sampahnya ngumpet, di taman. Nggak kelihatan :D

Toilet dan Si Bau Pesing
Toilet di Indonesia, masih menjadi momok yang menyeramkan! Ketika saya nulis atau mendengar kata toilet, saya langsung membayangkan sebuah tempat yang berjamur, lumutan, berkerak, bau pesing, temboknya berhuni segala macam coretan, kotak amal, dan tidak terawat! Itulah gambaran umum tentang toilet-toilet yang ada di tempat-tempat publik di Indonesia. Bagaimana dengan Museum Geologi?

Cakep! Toiltetnya bisa dikata cukup, meskipun nggak bersih-bersih banget, tapi cukup bagus lah. Airnya ngalir, sabun untuk cuci tangan tersedia, pintunya berfungsi dengan baik, dan GRATIS! Ga usah pake bayar ke kotak amal.

Merenungi Bumi Tercinta
Mengunjungi Museum Geologi bukan cuma bagus buat pelajar doang, tapi juga bagus buat umum. Setidaknya wawasan bisa bertambah, kita bisa mencari tahu perihal asal-usul bumi, aneka macam kehidupan purbakala dan lain-lain. Pihak Museum Geologi juga menyediakan pemutaran film di ruangan khusus yang menceritakan perihal asal-usul bumi ratusan juta tahun silam. Tapi sayang, kemarin hari ada sedikit gangguan teknis pada audio, sehingga butuh waktu lama menunggu pemutaran filmnya.

Hantu dan Penampakan
Gedung tua, peninggalan Belanda, dan benda-benda purbakala. Hiiiiiiy... Pasti ada hantunya! Benar nggak sih? Duh, ini cuma info tambahan aja ya, benar atau nggak, saya tidak tahu dengan pasti. Berdasarkan cerita dari seorang karyawan di sana, namanya berinisial A (kerja di bagian Arsip/Dokumen), ada beberapa titik yang paling angker di Museum Geologi.

Saking angkernya, titik-titik itu pernah dipake buat uji nyali oleh salah satu stasiun televisi. Katanya ada dua tempat yang paling angker ker ker... Pertama, ruangan yang bawah yang menyimpan fosil gajah segede gaban. Dan kedua, ruangan lobi yang ada peta Indonesianya. Kata si A juga, CCTV di sana sering menangkap penampakan cewek misterius. Hiiiiiiiiy...

So... buat traveler yang udah hilir mudik ke manca negara tapi belum pernah ke Museum Geologi. Tunggu apa lagi? Buruan!

REVIEW TERBARU

    KATEGORI

    HUBUNGI KAMI

    Name

    Email *

    Message *

    LIKE US ON FACEBOOK

    REVIEW POPULER