Sunday, May 19, 2013

  • 11:04 PM
  • Info Absurditas Kata
Hari Minggu, 19 Mei 2013 kemarin, crew Mahardhika Tour and Travel membawa peserta study tour kedua tempat berbeda, satu di jantung Bandung, yaitu Museum Geologi yang reviewnya sudah dibuatkan pada postingan Museum Geologi, Wisata Sejarah Bumi. Dan tempat wisata lainnya adalah wisata alam Situ Patenggang.

Situ Patenggang terletak di kawasan objek wisata alam Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia, tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, di tengah kepungan perkebunan teh yang berbukit-bukit dan berkabut-kabut.

Kata Patenggang itu sendiri berasal dari bahasa Sunda dari akar kata tenggang atau nenggang, atau bisa diartikan sebagai keberpisahan, berpisah, atau berpencar. Cerita agak detail mengenai sejarah dan mitologi Situ Patenggang ntar deh, kita kupas juga ya.


Rute dan Track Menuju Lokasi
Perjalan ke Situ Patenggang, akan terasa exciting karena rutenya yang cukup panjang dan macet pada hari-hari libur besar karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Jalan yang menuju ke lokasi, terbilang sempit dan berkelok-kelok curam. HARUS ekstra hati-hati dalam mengemudi kendaraan anda, baik itu motor maupun mobil. Bagaimanapun keselamatan adalah yang utama. 

Sepanjang perjalan menunju Situ Patenggang mata kita bakal disuguhi panorama alam yang eksotis, perkebunan teh, bukit-bukitan, pemukiman yang asri, perkebunan penduduk dan hawa dingin yang menyegarkan paru-paru. 

Kejenuhan dengan keadaan kota besar yang serba warna-warni dan penuh polusi, kayaknya bakal menemukan pembebasan ketika traveler berada di lokasi wisata alam Situ Patenggang. 

HTM dan Tempat Parkir
Harga tiket masuk ke wisata alam Situ Patenggang, lumayan murah. Setiap orang hanya dikenakan biaya Rp. 6.000. Wow! Murah banget! Sobat traveler semua bisa ajak semua keluarga ke sana deh, seru! Setelah membayar HTM untuk rombongan crew Mahardhika akhirnya tiba di tempat parkir. Hmmm... lokasi parkir terbilang luas dan aksesnya mudah. Tempat parkir berada tidak jauh dari pintu masuk ke Situ Patenggang. Motor dan mobil diparkir di tempat berbeda. Biaya parkir untuk motor Rp.3000 rupiah, dan mobil bus Rp. 15.000.

Untuk Traveler yang merasa was-was dengan keamanan helm dan barang bawaan lainnya, bisa menitipkannya di tempat penitipan helm yang tersedia di arena parkir. Pokoknya, buat pengendara motor jangan lupa dan selalu gunakan kunci ganda! 

WC Umum dan Mushola
Kebelet pengen pipis? Atau mau memenuhi panggilan shalat yang lima waktu? Tenang saja, di Situ Patenggang tersedia banyak WC umum dan Mushola. Namanya WC umum ya kondisinya sudah bisa dibayangkan, meskipun belum memenuhi standar kebersihan yang sehat, tapi lumayan lah untuk yang bener-bener ga kuat nahan. Airnya dingin bangeeeeeeet. Dan siapkan saja uang Rp.2.000 untuk membayar tarif sewa WC umum, kalau buang air kecil saja, cuma Rp.1.000. 

Mushola juga ada beberapa, yang saya tahu ada 2, pertama dekat area parkir. Kedua dekat deretan wisata kuliner. Shalat dan wudu tidak dipungut biaya, alias gratis. Tapi meskipun begitu, tetap ya jaga kebersihan dan hematlah dengan air. Hati-hati, air wudunya bisa membuatmu menggigil. Hiiiiiiiy...

Kesehatan Lingkungan dan Penginapan
Wisata alam tentu berhubungan dan selalu bicara tentang lingkungan hidup. Idealnya tempat-tempat wisata semacam ini sudah memiliki tim bersih-bersih yang terorganisir untuk menjaga kebersihan dan kelestariang lingkungan di area wisata. Di Situ Patenggang sendiri, bisa dikatakan lemaya. Meskipun terlihat banya deretan sampah di tepi danau dan di tempat-tempat keramaian. Mencari tempat sampah agak susah juga nih.

Di beberapa bangunan terlihat banyak coretan pake cat. Duh, ini deh yang merusak keindahan. Buat traveler jangan gitu ya, nggak perlu pake corat-coret segala, nikmati saja panorama dan eksotismenya.

Bagaimana dengan penginapan? Secara umum saya tidak bertanya tentang penginapan, karena di sekitar tempat wisata saya juga tidak melihat adanya tempat-tempat yang disewakan untuk menginap. Tapi jangan kahawatir, saya juga melihat sebuah villa di atas bukit yang disewakan. Penasaran? Datang aja langsung ke TKP.

Mitologi dan Wisata Cinta
Mitologi akan selalu dipelihara di setiap tempat wisata, di manapun itu. Mitologi menjadi salah satu daya tarik yang mampu menyedot banyak pengunjung untuk datang ke setiap tempat wisata. Begitupun di Situ Patenggang, ada mitologi yang kental. 

Mitologi yang dihadirkan dalam pesona alam berupa batu cinta dan pulau asmara. Konon, pada zaman dahulu kala Kian Santang dan Dewi Rengganis, ditakdirkan untuk patenggang (berpisah) selama sekian waktu lamanya. Mereka kemudian berdoa pada yang kuasa agar kembali dipertemukan. Alhasil, doa mereka dikabulkan dan keduanya dipertemukan kembali di lokasi Batu Cinta.

Setelah dipertemukan lagi, Dewi Rengganis meminta Kian Santang untuk dibuatkan danau dan perahu untuk berlayar. (mirip-mirip cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang, ya. He he he...) Maka dibuatkanlah sebuah danau besar oleh Kian Santang yang di kemudian hari sampai hari ini disebut sebagai Situ Patenggang. Di tengah danau itu ada sebuah pulau besar berbentuk hati, itulah yang disebut pulau asmara. Pulau itu pada zaman dahulu kalanya merupakan perahu yang dibuat oleh Kian Santang untuk Dewi Rengganis.

Mitologi itu menjadi semacam kultur yang selalu dipercaya oleh banyak orang. Jika sepasang kekasih berdoa di Batu Cinta, dan mengelilingi Pulau Asmara, maka cinta mereka akan abadi sebagaimana cinta Kian Santang dan Dewi Rengganis. Hmmm... Masa sih?

Ya, itulah mitologi. Akan tetap dipelihara. 
Setelah membaca artikel review ini, kayaknya traveler harus pergi ke Situ Patenggang deh. Berlayar-layar memakai perahu, mengelilingi Pulau Asmara dan berdoa di Batu Cinta.

REVIEW TERBARU

    KATEGORI

    HUBUNGI KAMI

    Name

    Email *

    Message *

    LIKE US ON FACEBOOK

    REVIEW POPULER